Agar lebih jelas, mari kita simak bersama contoh-contoh kalimat yang menggunakan kata "dia" berikut yang ane kumpulkan dari berbagai halaman dari internet.
- Tapi dia tidak.
- Ini dia datang.
- Oh, ini dia datang!
- Bukankah dia hebat?
- Apa yang dia makan?
- Ini dia 24B dan 24C.
- Apa yang dia katakan?
- Ya, dia sudah kosong.
- Ini dia pangsit Cina .
- Ini dia ' ikan kukus '.
- Kapan dia akan kembali?
- karena dia sangat rindu.
- Kapan dia bilang begitu?
- Ini dia sedang berbicara.
- Ah, dia berpura-pura mati.
- Jam berapa dia akan kembali?
- Apakah dia tahu saya di sini?
- Apakah dia populer di New York?
- Apakah dia sulit untuk bergaul?
- Kapan dia mungkin akan kembali?
- disitulah dia bertempat tinggal.
- Bagaimana dia bermain musim ini?
- Maafkan saya, dia keluar sekarang.
- "tolong suamiku" kata dia membujuk.
- Bisakah dia menelepon Anda kembali?
- Apa alasan Anda mengirim dia bunga?
- Dia... dia menghidupkan mayat ibu...
- Apakah dia akan ada di kantor besok?
- Saya kira dia bernyanyi dengan baik.
- Saya ingin tahu di mana dia belajar?
- saya pikir dia bernyanyi dengan baik.
- Tapi dia tidak pernah bermain di L.A.
- Saya pikir dia akan kembali jam enam.
- Maaf, dia tidak ada di sini saat ini.
- Apa yang dia katakan dalam pengumuman?
- Terbukti dia menengokku di guest house.
- "Yeee..., dia gitu deh!" kata Sandrina.
- Ransel biru dia geletakkan begitu saja.
- Memarkir dan dia duduk-duduk di kapnya.
- Saya kuatir dia tidak bisa, Tn Lawson .
- Hampir tidak pernah dia membunuh orang.
- Dan dia sudah bersusah payah mencarimu.
- Tiba-tiba dia merasa lehernya tercekik.
- Enak saja dia menyebutku Sri Baginda ...
- Kita serbu dia dan rampas kecapinya... !
- Manusia baru bisa bebas setelah dia mati
- Apapun yang kita lakukan dia sudah tahu.
- Saya pikir dia melakukannya dengan baik.
- Sepertinya dia ingin menerkam si bandel.
- Tapi dia bersikeras memasang tenda saja.
- Ternyata sebenarnya dia adalah Tua Gila.
- Malam ketika dia bersama Iwin terguling.
- Apakah Anda tahu kapan dia akan kembali?
- Terhuyung-huyung dia menyeret ranselnya.
- Kini dia pun mencoba memejamkan matanya.
- "Tuh!" dia menunjuk ke tiga orang cewek.
- Suara tahlil dia gemakan terus dan terus.
- Kenapa dia tidak datang ke pesta kemarin?
- Memandang ke mana saja dia mau memandang.
- Minta dia agar menyudahi pemencilan diri.
- Sudah lenyap sebelum dia sempat membalik.
- Tapi, mana Tono? Kenapa dia tidak muncul?
- Beberapa kali dia tersungkur bertabrakan.
- Lalu dia bertanya pada keempat orang itu.
- Lalu dia memandangi ketiga sabat lamanya.
- Sekali lagi dia memperhatikan sekeliling.
- Setelah puas, dia meninggalkan buruannya.
- Tinggi dia 1.62 meter tapi cukup ramping.
- Tapi anehnya, dia memasabodohkannya dulu.
- Lalu dia berangkat kembali menuju istana.
- Kini dia merasa segar dan bergairah lagi.
- Beberapa kali dia menghela napas panjang.
- Ya, dia betul-betul sentimentil hari ini.
- Jelas dia tak bermaksud mempermainkan ...
- Lelaki dimiliki wanita, tapi dia memiliki
- Tiba-tiba saja dia jadi teringat mamanya!
- Mungkin dia bisa sekitar 25 knot per jam.
- Karenanya dia selalu berusaha dan berdoa.
- Padahal dia ingin bergerak terus ke depan.
- Kemudian dia berlari enuju pintu kamarnya.
- Sayangnya, dia sangat sibuk pada hari itu.
- Segera dia meraba saku pakaiannya sendiri.
- Mukanya pucat dan dia pun roboh terguling.
- Prattt....! Dan dia terhuyung ke belakang.
- Dan dia tentu tidak akan leluasa bergerak.
- Kalau dia berteriak, tentu dia akan tewas.
- Bahkan sampai sekarang dia masih hidup!â€
- Mintalah dia untuk menelepon saya, tolong.
- Sudah beberapa kali dia menggombali gadis.
- Cepat dia memeriksa denyut nadi gadis itu.
- Agaknya dia mengenal baik keadaan di situ.
- Tapi jelas dia sudah tewas di Pangandaran.
- Heheheh... dia tertawa malu dan ngeloyor .
- Dari teras atap hotel dia melihat ke jalan.
- Akan tetapi dia juga meragu dan agak jerih.
- Sekuat tenaga dia menarik tubuhnya ke atas.
- Ucapan gadis itu yang membuat dia tertegun.
- Perasaan bahwa dia sesuatu dalam dunia ini.
- Kelihatannya dia sedang menunggu seseorang.
- Lalu dia merasa seperti pernah mengenalnya.
0 comments:
Post a Comment